Faktor genetik dari ayah dan ibu memang bisa mempengaruhi anak, seperti postur tubuh, bentuk wajah, tinggi badan, sifat, dll. Tapi, khusus untuk tingkat kecerdasan, seorang anak mewarisinya secara eksklusif dari sang ibu. Kok bisa?

Gen kecerdasan terletak di kromosom X, dimana perempuan membawa dua kromosom dan laki-laki membawa hanya satu kromosom X. Jadi, anak memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mendapatkan kecerdasan dari ibunya. Sementara gen kecerdasan yang berasal dari ayah akan segera “dinonaktifkan” mengingat lebih banyak kromosom X berasal dari ibu.

Tak hanya secara genetik, sekedar sentuhan dari sang ibu juga sudah bisa mempengaruhi kecerdasan emosional anaknya. Menurut penelitian Jens Brauer, Annett Schirmer, dan rekannya yang dimuat jurnal Cerebral Cortex, anak yang sering mendapat sentuhan ibunya sejak masa kecil akan cenderung memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi dan lebih mudah bergaul saat dewasa nantinya.

Selain itu, ikatan emosional antara ibu dan anak amat penting bagi pertumbuhan otak terutama bagian Hippocampus yang berkaitan dengan memori, belajar, dan respons stres. Periset di University of Washington menemukan bukti bahwa hippocampus pada anak yang mendapat dukungan emosional dan intelektual dari sang ibu, akan lebih besar 10 persen dibanding anak-anak yang kurang memiliki ikatan emosional dengan ibunya.

Lalu, apa peran sang ayah? Para ayah tak perlu berkecil hati karena, menurut para ilmuwan, seorang ayah mewariskan sifat intuisi dan emosi yang sangat berperan dalam membuka “kunci” kecerdasan anaknya.*